Selain Metode Pengambilan, Kemasan Untuk Menyimpan Sperma Menentukan Keberhasilan Kriopreservasi.

Selain Metode Pengambilan, Kemasan Untuk Menyimpan Sperma Menentukan Keberhasilan Kriopreservasi.

Dengan metode stripping, spermatozoa hidup yang didapat bisa lebih banyak daripada metode bedah. Metode stripping biasanya digunakan untuk mengambil sperma ikan mas, ikan tawes, dan ikan dewa.

Selain metode pengambilan, kemasan untuk menyimpan sperma terhitung menentukan kesuksesan kriopreservasi.

Tabung cryogenic (2 mL) dan straw (0,2 mL) digunakan untuk menyimpan sel pada suhu dingin. Tabung cryogenic digunakan untuk menyimpan sperma, namun straw untuk menyimpan embrio (mamalia).

Faktor lain kesuksesan kriopreservasi adalah penggunaan larutan pengencer untuk kurangi kekentalan cairan sperma selama penyimpanan dan menghambat terjadinya penggumpalan.

Larutan pengencer terdiri atas krioprotektan dan ekstender. Krioprotektan ialah larutan pelindung sel, baik dari luar (extracellular) maupun dari dalam (intracellular).

Methanol, Glycerol, dan Dimetil sulfoksida (DMSO) merupakan krioprotektan intracellular, namun Polyvinyl pyrrolidone (PVP) dan Carboxy Methyl Cellulose (CMC) adalah krioprotektan extracellular non-alami.

Prof. Abinawanto mengedepankan pentingnya penggunaan krioprotektan extracellular alami. Selain harganya murah, krioprotektan extracellular alami enteng didapat dan dimanfaatkan masyarakat.

Contoh krioprotektan extracellular alami adalah madu, susu skim, kuning telur, sari kedelai, sari kurma, dan gula merah.

Krioprotektan alami miliki dampak yang begitu banyak ragam pada spermatozoa berdasarkan jenis krioprotektan yang dipakai dan spesies yang digunakan.

Krioprotektan alami bisa mempertahankan motilitas, viabilitas, dan fertilitas hingga di atas 80 persen serta mereduksi abnormalitas hingga 10–25 persen dilansir dari smkn 5 tanggerang ( visit us )

Selain krioprotektan, larutan ekstender terhitung dimanfaatkan sebagai larutan pengencer dalam kriopreservasi.

Tingkatkan Devisa dari Ikan Hias, Universitas Indonesia Temukan Inovasi Kriopreservasi Spermatozoa

Tingkatkan devisa dari ikan hias, Universitas Indonesia temukan inovasi Kriopreservasi Spermatozoa.

Indonesia miliki kekayaan spesies ikan terbesar di dunia. Berdasarkan catatan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Indonesia miliki sekurang-kurangnya 4.720 jenis ikan air tawar dan air laut, atau kurang lebih 25 persen dari populasi ikan di dunia.

Dari jumlah tersebut, terkandung 650 spesies ikan hias, di antaranya ikan botia (Botia macracanthus).

Potensi ini bisa jadi nilai strategis bagi Indonesia untuk meningkatkan penerimaan negara dari sumber devisa melalui ekspor ikan hias.

Saat ini, pengembangan ekspor ikan hias terkendala sebab populasi ikan di alam cenderung menurun. Penurunan ini berlangsung sebab over fishing, ekspor juvenile, dan rusaknya habitat akibat penebangan hutan secara ilegal.

Untuk senantiasa memenuhi keinginan pasar, memproduksi perikanan tidak memadai mengandalkan populasi alam, tapi terhitung memproduksi akuakultur dengan mengfungsikan aplikasi breeding technology

Namun demikian, penyediaan benih dengan langkah ini terkendala sebab tidak sinkronnya pematangan gonad pada induk jantan dan induk betina.

Menurut dosen dan peneliti dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI), Prof. Dr. Drs. Abinawanto, M.Si., kriopreservasi spermatozoa bisa jadi solusi dalam pemecahan persoalan ini.

Kriopreservasi adalah tehnik penyimpanan material genetik (termasuk spermatozoa) pada suhu dingin dalam jangka pas tertentu.

Melalui metode kriopreservasi, sel bisa disimpan dalam hitungan jam hingga tahun.

Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Pemanfaatan Krioprotektan Alami untuk Kriopreservasi Spermatozoa Ikan dalam Upaya Konservasi Ex-Situ”, Prof. Abinawanto menyatakan sebagian aspek yang menentukan kesuksesan kriopreservasi.

Faktor selanjutnya meliputi metode pengambilan sampel (cara mengoleksi sperma), kemasan (tempat yang digunakan untuk menyimpan sperma), larutan pengencer (krioprotektan dan ekstender) serta suhu penyimpanan untuk merawat sel sperma senantiasa hidup dan berkemampuan untuk membuahi sel telur.

Metode pengambilan sampel sperma pada ikan bisa dilakukan dengan langkah stripping (dipijat) pada bagian abdomen (perut) atau dibedah.